home. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Hidup itu Pilihan

Hari ini, kembali lagi saya diperhadapkan dengan pilihan sulit dalam hidup dan yang lebih sulitnya lagi, pilihan yang harus saya pilih itu bukan sama sekali pilihan yang ingin saya pilih. Humh, kata-kata singkat yang lebih tepatnya lagi mungkin kaya gini "Hidup itu pilihan, tapi saat ini tidak ada pilihan yang bisa saya pilih dalam hidup".
 Bagi orang yang membaca tulisan di atas pasti akan langsung saja memberikan tanggapan "ya, gak usah memilih toh, susah-susah amat", atau yang lebih kejamnya lagi mungkin akan bilang "kalo mampus aja gimana?" hehehe...
Huwf..Apa sebenarnya yang terjadi dengan cita-cita saya yang ingin menjadi seorang Broadcaster?? Apa bener nih, ternyata pilihan saya itu salah selama ini?? Apa bener nih semuanya harus pupus gitu aja melihat semua pilihan yang diberikan kepada saya sekarang ini??

Broadcasting...tadinya saya membayangkan sesuatu yang menyenangkan tentang dunia tersebut. Tapi setelah menjalaninya, ternyata kenyataannya jauh sekali dari kata menyenangkan. Entah kenapa ya, apaaa..saya yang baru saja menyadarinya, atau kesalahan sejak awal aja karena saya yang terlalu senang membayangkannya.

Keputusan untuk kuliah dengan jurusan Broadcast yang sangat saya idam-idamkan dan akhirnya tercapai walaupun sedikit terlambat akhirnya sudah berhasil terlewati sejak tahun 2008 lalu. Saya menjalani kuliah yang sangat-sangat menyenangkan waktu itu, karena saat menjalaninya, benar-benar enjoy, senang melakukan banyak hal yang memang saat itu benar-benar saya sukai. Belajar memproduksi acara-acara televisi, radio dan banyak hal lagi yang saya jalani secara antusias biarpun cuma sekedar ingin tau soal teori. Membayangkan suatu saat bisa juga melihat hasil produksi program saya bisa ditayangkan di televisi, terus dengan bangga disaksikan semua lapisan masyarakat, apalagi bisa bermanfaat buat yang menyaksikan.(walaupun kalau dibandingkan dengan semua program yang sedang tayang di televisi saat ini sih program saya biasa-biasa ajaaa...hehe). 

Tapi semuanya itu benar-benar diluar bayangan saya begitu saya benar-benar terjun ke dunia kerja. Sejak lulus kuliah tahun 2008 sampai tahun 2010, kesempatan untuk diterima bekerja di industri pertelevisian seperti yang saya idam-idamkan nggak juga bisa tercapai. Berbagai kesempatan interview saya datangi, tetapi nggak ada satupun stasiun televisi yang memberikan kesempatan kerja buat saya, bahkan salah satu Stasiun TV swasta tempat saya magang dulu yang bahkan memberikan rekomendasi dengan nilai-nilai yang begitu baik, nggak memberikan kesempatan itu. Saat itu, saya benar-benar nggak habis pikir, apa karena proses perekrutan yang mereka lakukan secara besar-besaran setiap tahunnya itu yang membuat kemungkinan saya untuk diterima bekerja disana menjadi begitu sulit?? Yah, entahlah, bahkan semua senior yang tadinya begitu akrab dan baik, mendadak somse alias sombong sekali kalau dihubungi.

Saat itu saya berfikir, entahlah, semua pasti sudah diatus oleh yang Maha Kuasa. Mungkin belum jalannya saya bisa bekerja dibidang yang sangat saya idam-idamkan tersebut. Akhirnya, selama tahun-tahun itu, pilihan untuk menjalani pekerjaan dibidang lain mau tidak mau saya pilih, walaupun tetap juga batin saya tidak pernah puas sehingga terus saja tetap berusaha mengirimkan lamaran-lamaran ke stasiun tv atau lembaga broadcast lainnya seperti radio dan juga production house. Sampai akhirnya, kesempatan datang juga dalam hidup saya, bahkan disaat yang tidak saya sangka-sangka. Tahun 2011, kesempatan untuk bekerja dibidang broadcasting akhirnya datang juga buat saya. Sebuah perusahaan Production House ternama yang memproduksi Infotanment menerima saya bekerja sebagi Reporter disana. Saat itu, saya merasa benar-benar senang dengan kenyataan itu. Walaupun mungkin gaji yang ditawarkan benar-benar jauh sekali dibawah gaji pekerjaan saya sebelumnya, tapi tetap saja saya menikmati kepuasan atas kesempatan yang saya dapat karena merasa akhirnya hidup memberikan saya kesempatan. 

Minggu pertama yang saya jalani dalam pekerjaan sebagai Reporter di PH tersebut begitu menyenangkan. Seluruh rangkaian tugas yang diberikan memang tidak jauh dari yang saya bayangkan selama ini, dan benar-benar saya menikmati setiap detik dan langkah saya dalam bertugas saat itu. Tapi yang begitu mengejutkan saat menjalaninya diminggu-minggu kedua saat itu, kenapa mengejutkan? karena pelajaran yang benar-benar baru saya ketahui dalam dunia Broadcast saya dapatkan di PH ini. Sayangnya bukan pelajaran yang positif tapi negatif yang justru senior-senior berikan kepada saya. Ajakan-ajakan untuk melakukan proses wawancara palsu ("Nge-Jale" kalau orang PH tersebut bilang) dengan indentitas palsu yang hanya bertujuan untuk mendapatkan sejumlah uang dari beberapa artis, mulai berdatangan terus-menerus. Bahkan sampai ada yang bilang "jangan sampe lo yang dianggep nggak solid sebagai tim..disini yang begitu mah udah biasa". 

Benar-benar mengejutkan dan sangat tidak nyaman buat saya saat itu. Belum lagi memikirkan bagaimana sebaiknya sebagai orang yang baru saja bergabung, saya harus melakukan penolakan terhadap kebiasaan buruk yang ada didalam sana. Dua minggu berlalu begitu lama berlalu memang rasanya saat kita harus terpakasa menjalankan suatu pekerjaan yang tidak ingin kita lakukan. Karena pertentangan yang terus-menerus dalam hati saya tersebutlah, membuat saya memberanikan diri untuk meng-akhiri karir saya disana....TO BE CONTINUED

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar