home. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Kotbah tentang Pernikahan Kristiani

Khotbah Minggu, 28 Februari 2010
Gereja Tiberias Indonesia cabang Balai Sarbini
Oleh: Pdt. Ivan Tanudjadja

>> Maleakhi 2: 10-16, dalam ayat ini dijelaskan tentang Tuhan yang tidak menyetujui adanya kawin campur dalam kehidupan rumah tangga kristiani. Kawin campur yang dimaksud disini adalah pernikahan beda keyakinan. Karena pada dasarnya pengajaran tentang pernikahan Kristen dengan agama lain itu saja sudah berbeda. Dan pengajaran yang beda tidak akan dapat menyatukan dua orang dalam sebuah pernikahan yang kudus seperti yang dikehendaki oleh Tuhan.
-   Dalam pernikahan kristiani, dikatakan dalam Maleakhi 2: 14, yang menjadi saksi dalam pernikahan bukan saja keluarga dari kedua belah pihak, tetapi juga Tuhan. Oleh sebab itu, yang berperan dalam sebuah pernikahan Kristen disini adalah Suami, Istri dan Tuhan Yesus.
>> Dalam Pengkotbah 4: 12, dijelaskan tentang perbedaan pernikahan kristiani dan pernikahan orang dunia. Dikatakan disini bahwa dua orang hanya akan dapat bertahan, tetapi tali tiga lembar tidak mudah diputuskan.
Dalam pernikahan orang dunia sudah tentu Tuhan Yesus tidak hadir sebagai saksi, karena mereka tidak mempercayai keberadaan Nya. Jadi yang berperan didalamnya hanyalah suami dan istri (dua orang), memang mreka dapat bertahan, tapi tidak sedikit yang kemudian bercerai, berselingkuh, poligami, poliyandri.
Tetapi pernikahan Kristen, diumpamakan disini sebagai tali tiga lembar yang tidak mudah diputuskan, yaitu suami, istri dan Tuhan Yesus. Kalau dikatakan tapi ada juga kok pernikahan Kristen yang cerai, ada perselingkuhan, dan masalah-masalah lainnya, apakah itu artinya pernikahan mereka tidak disaksikan oleh Yesus?? Jawabannya tentu pernikahan mereka disaksikan oleh Yesus juga, tetapi mereka Cuma berhenti sampai disitu, yaitu hanya sebatas menjadikan Yesus saksi saja, dan tidak menyertakan Yesus dalam kehidupan rumah tangga mereka.

#    Paulus mengatakan kita harus menyertakan Yesus dalam kehidupan rumah tangga kita. Paulus selalu menjadikan Tuhan sebagai Centernya, semuanya bertolak dari Kristus, bagaimana caranya:
1.     Untuk Istri
Istri harus tunduk kepada suami, seperti ia tunduk kepada Tuhan.
Seperti contohnya Sara dalam 1 Petrus 3: 5-6. Sara tunduk kepada suaminya Abraham, bahkan sampai menamai dia tuannya. Dan Sara tidak perlu takut pada ancaman, ancaman disini misalnya seperti takut nanti kalau terlalu tunduk akan diinjak-injak oleh suami, diperlakukan seenaknya, dsb.
Sara sebelum namanya berganti menjadi Sara, yaitu Sarai, yang artinya dalam bahasa Ibrani yaitu dominate woman (wanita yang dominan), ini terlihat saat ia memerintahkan Abraham untuk menikahi budak wanitanya untuk mendapatkan keturunan. Oleh sebab sifatnya yang dominan itu, maka ia tidak diberkati oleh Tuhan, kandungannya ditutup dan ia tidak bisa mempunyai keturunan. Tapi saat Tuhan memerintahkan Abraham untuk mengubah namanya menjadi Sara, yang artinya Queen/Ratu, Sara menempatkan posisinya disamping suaminya, tidak bertindak dominan lagi, barulah ia diberkati punya keturunan, menjadi ibu segala bangsa dan secara fisik ia menjadi awet muda (muda kembali) sampai ia bisa memiliki keturunan di usianya yang sudah tidak muda lagi.
Dalam Kejadian 20: 1-3, diceritakan tentang pertemuan Abraham dan Sara (saat namanya sudah diubah Tuhan dan dapat dikatakan secara fisik ia muda kembali) dengan Abimelekh raja tanah Syur yang mata keranjang karena setiap wanita cantik pasti ingin dia jadikan istri dan apabila diketahui perempuan tersebut sudah ber-bersuami dia akan membunuh suaminya dan mengambil istrinya. Dalam ayat ini digambarkan bahwa Sara yang tunduk kepada suaminya mendapatkan perlakuan se-enaknya dari Abraham, karena Abraham untuk menjaga keamanan dirinya agar tidak dibunuuh oleh Abimelekh, ia menyuruh sara untuk mengaku sebagai saudaranya, bukan istrinya, jadi secara tidak langsung karena Abraham takut di bunuh, makan ia cari aman sendiri. Kenapa saat itu Abimelekh menginginkan Sara? Sudah jelas karena Sara secara  fisik muda kembali dan pastinya cantik. Sara yang tunduk pada suami, menuruti Abraham dengan mengaku sebagai saudara tidak berfikir lagi tentang perasaan dan dirinya, sampai akhirnya Abimelekh mengambil dia.
Tapi karena ketaatan Sara pada suaminya itu lah Tuhan bertindak membela Sara dengan berkata kepada Abimelekh di ayat ke 3: “Engkau harus mati oleh karena perempuan yang telah ambil itu; sebab ia sudah bersuami.

·  Jadi kesimpulannya buat para Istri, tunduklah kepada suamimu tanpa harus takut kepada ancaman-ancaman apapun, karena kalau suamimu memperlakukan kamu seenaknya, Tuhan yang akan turun tangan membelamu. Dan kita adalah keturunannya Sara, karena itu kalau kita tunduk kepada suami seperti yang Sara lakukan pada Abraham, otomatis kita akan menerima berkat yang sama seperti Sara yaitu Awet muda secara fisik, diberkati memiliki keturunan.

2.     Untuk Suami
Paulus mengajarkan kepada para suami untuk mengasihi istri seperti Kristus mengasihi jemaat. Artinya disini, para suami harus mengasihi istrinya bahkan kalau perlu ia memberikan nyawanya untuk istrinya.

Kenapa para suami harus mengasihi istrinya seperti Kristus mengasihi jemaat? Karena dijelaskan dalam 1 Petrus 3: 7, dikatakan disini bahwa Istri adalah teman pewaris kasih karunia, yang artinya adalah Istri mu adalah teman pewarismu, jadi tanpa istrimu kamu tidak akan dapat menerima warisan kasih karunia itu, maksudnya disini adalah suami-suami yang dalam kehidupan berumah tangganya diberkati luar biasa itu adalah berkat dia mengasihi istrinya, jadi semua kasih karunia Tuhan (berkat, kesehatan, kemajuan dalam karir, kesuksesan) yang dia peroleh juga adalah berkat istrinya.

·        Jadi kesimpulannya, suami-suami jangan lalu jika sudah sukses lupa pada istri kemudian mencari perempuan lain, atau jadi semakin pelit pada istri, karena apabila ia melakukan semua itu, maka Tuhan akan bertindak atas perbuatannya (ditutup pintu berkat, diberi penyakit, dsb). Jadi senangkan istrimu dengan tetap melakukan hal-hal yang menyenangkan hatinya. (Exp: ajak nonton istrimu, ajak belanja istrimu, penuhi semua kebutuhannya, dsb).

>> Dalam kehidupan berumah tangga kristiani, didalamnya harus ada kasih, Seperti kasih tertinggi yang ada dalam kekristenan salah satunya yaitu Agape Love (kasih Kristus kepada Manusia). Kalau kemudian timbul pertanyaan, bagaimana bisa manusia memiliki kasih seperti Allah?? Jawabanya mungkin saja, karena setiap manusia yang hidup didalam Kristus dapat memiliki Agape Love dalam dirinya.

Dalam kehidupan berumah tangga Kristen, kapan Agape love itu diperlukan atau harus benar-benar dilakukan? Saat Sang suami/istri nya jatuh dalam dosa satu sama lain harus melakukan agape love ini (Exp: misalnya suami selingkuh, istri harus mengampuni suaminya saat suaminya mau kembali dan bertobat, begitu juga sebaliknya).

>> Dijelaskan juga dalam kekristenan bahwa Tuhan Yesus membenci perceraian. Jadi apapun dan bagaimanpun keadaannya dalam kehidupan rumah tanggamu jangan lakukan perceraian, tapi percaya saja Tuhan sanggup pulihkan. Lalu kalau timbul pertanyaan, bagaimana buat yang sudah terlanjur bercerai?? Apakah Tuhan membenci orangnya? Tentu saja Tuhan tetap mengasihi kita (manusianya), karena yang dia benci adalah Perceraiannya. Tapi kembali lagi, apabila sudah terlanjur terjadi perceraian dalam rumah tangga mu, bertobat dan kembali ke jalan Tuhan, dan jangan malah menggelar karpet merah buat iblis masuk dalam kehidupanmu dengan kawin cerai, kawin cerai seenaknya atau melakukan dosa lainnya dalam hidupmu.

Kesimpulan dari semuanya, apabila kamu sudah memutuskan dalam hidupmu akan membina sebuah rumah tangga, sertakan Tuhan di dalam kehidupan pernikahanmu, dengan begitu pernikahanmu akan diberkati oleh Tuhan sampai maut memisahkan. Amin.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Hidup itu Pilihan

Hari ini, kembali lagi saya diperhadapkan dengan pilihan sulit dalam hidup dan yang lebih sulitnya lagi, pilihan yang harus saya pilih itu bukan sama sekali pilihan yang ingin saya pilih. Humh, kata-kata singkat yang lebih tepatnya lagi mungkin kaya gini "Hidup itu pilihan, tapi saat ini tidak ada pilihan yang bisa saya pilih dalam hidup".
 Bagi orang yang membaca tulisan di atas pasti akan langsung saja memberikan tanggapan "ya, gak usah memilih toh, susah-susah amat", atau yang lebih kejamnya lagi mungkin akan bilang "kalo mampus aja gimana?" hehehe...
Huwf..Apa sebenarnya yang terjadi dengan cita-cita saya yang ingin menjadi seorang Broadcaster?? Apa bener nih, ternyata pilihan saya itu salah selama ini?? Apa bener nih semuanya harus pupus gitu aja melihat semua pilihan yang diberikan kepada saya sekarang ini??

Broadcasting...tadinya saya membayangkan sesuatu yang menyenangkan tentang dunia tersebut. Tapi setelah menjalaninya, ternyata kenyataannya jauh sekali dari kata menyenangkan. Entah kenapa ya, apaaa..saya yang baru saja menyadarinya, atau kesalahan sejak awal aja karena saya yang terlalu senang membayangkannya.

Keputusan untuk kuliah dengan jurusan Broadcast yang sangat saya idam-idamkan dan akhirnya tercapai walaupun sedikit terlambat akhirnya sudah berhasil terlewati sejak tahun 2008 lalu. Saya menjalani kuliah yang sangat-sangat menyenangkan waktu itu, karena saat menjalaninya, benar-benar enjoy, senang melakukan banyak hal yang memang saat itu benar-benar saya sukai. Belajar memproduksi acara-acara televisi, radio dan banyak hal lagi yang saya jalani secara antusias biarpun cuma sekedar ingin tau soal teori. Membayangkan suatu saat bisa juga melihat hasil produksi program saya bisa ditayangkan di televisi, terus dengan bangga disaksikan semua lapisan masyarakat, apalagi bisa bermanfaat buat yang menyaksikan.(walaupun kalau dibandingkan dengan semua program yang sedang tayang di televisi saat ini sih program saya biasa-biasa ajaaa...hehe). 

Tapi semuanya itu benar-benar diluar bayangan saya begitu saya benar-benar terjun ke dunia kerja. Sejak lulus kuliah tahun 2008 sampai tahun 2010, kesempatan untuk diterima bekerja di industri pertelevisian seperti yang saya idam-idamkan nggak juga bisa tercapai. Berbagai kesempatan interview saya datangi, tetapi nggak ada satupun stasiun televisi yang memberikan kesempatan kerja buat saya, bahkan salah satu Stasiun TV swasta tempat saya magang dulu yang bahkan memberikan rekomendasi dengan nilai-nilai yang begitu baik, nggak memberikan kesempatan itu. Saat itu, saya benar-benar nggak habis pikir, apa karena proses perekrutan yang mereka lakukan secara besar-besaran setiap tahunnya itu yang membuat kemungkinan saya untuk diterima bekerja disana menjadi begitu sulit?? Yah, entahlah, bahkan semua senior yang tadinya begitu akrab dan baik, mendadak somse alias sombong sekali kalau dihubungi.

Saat itu saya berfikir, entahlah, semua pasti sudah diatus oleh yang Maha Kuasa. Mungkin belum jalannya saya bisa bekerja dibidang yang sangat saya idam-idamkan tersebut. Akhirnya, selama tahun-tahun itu, pilihan untuk menjalani pekerjaan dibidang lain mau tidak mau saya pilih, walaupun tetap juga batin saya tidak pernah puas sehingga terus saja tetap berusaha mengirimkan lamaran-lamaran ke stasiun tv atau lembaga broadcast lainnya seperti radio dan juga production house. Sampai akhirnya, kesempatan datang juga dalam hidup saya, bahkan disaat yang tidak saya sangka-sangka. Tahun 2011, kesempatan untuk bekerja dibidang broadcasting akhirnya datang juga buat saya. Sebuah perusahaan Production House ternama yang memproduksi Infotanment menerima saya bekerja sebagi Reporter disana. Saat itu, saya merasa benar-benar senang dengan kenyataan itu. Walaupun mungkin gaji yang ditawarkan benar-benar jauh sekali dibawah gaji pekerjaan saya sebelumnya, tapi tetap saja saya menikmati kepuasan atas kesempatan yang saya dapat karena merasa akhirnya hidup memberikan saya kesempatan. 

Minggu pertama yang saya jalani dalam pekerjaan sebagai Reporter di PH tersebut begitu menyenangkan. Seluruh rangkaian tugas yang diberikan memang tidak jauh dari yang saya bayangkan selama ini, dan benar-benar saya menikmati setiap detik dan langkah saya dalam bertugas saat itu. Tapi yang begitu mengejutkan saat menjalaninya diminggu-minggu kedua saat itu, kenapa mengejutkan? karena pelajaran yang benar-benar baru saya ketahui dalam dunia Broadcast saya dapatkan di PH ini. Sayangnya bukan pelajaran yang positif tapi negatif yang justru senior-senior berikan kepada saya. Ajakan-ajakan untuk melakukan proses wawancara palsu ("Nge-Jale" kalau orang PH tersebut bilang) dengan indentitas palsu yang hanya bertujuan untuk mendapatkan sejumlah uang dari beberapa artis, mulai berdatangan terus-menerus. Bahkan sampai ada yang bilang "jangan sampe lo yang dianggep nggak solid sebagai tim..disini yang begitu mah udah biasa". 

Benar-benar mengejutkan dan sangat tidak nyaman buat saya saat itu. Belum lagi memikirkan bagaimana sebaiknya sebagai orang yang baru saja bergabung, saya harus melakukan penolakan terhadap kebiasaan buruk yang ada didalam sana. Dua minggu berlalu begitu lama berlalu memang rasanya saat kita harus terpakasa menjalankan suatu pekerjaan yang tidak ingin kita lakukan. Karena pertentangan yang terus-menerus dalam hati saya tersebutlah, membuat saya memberanikan diri untuk meng-akhiri karir saya disana....TO BE CONTINUED

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS